Bedah Film Dante’s Peak

Seperti kebiasaan sebelumnya, kami mahasiswa Jurusan Teknik Geologi UGM mengadakan acara nonton bareng film berbau geologi plus bedah film-nya oleh dosen yang berkompeten terkait topik yang diangkat oleh film tersebut. Acara ini rutin diadakan dan yang terakhir kali diadakan yaitu hari kamis, tanggal 23 Desember 2010 di lesehan parkiran Teknik Geologi (depan HMTG tercinta), sambil menikmati angkringan gratis. Hehehe…

Film yang diputar pada malam itu berjudul DANTE’S PEAK. Film geologi (tepatnya lagi vulkanologi) yang dibintangi oleh Pierce Brosnan dan Linda Hamilton, dengan sutradara Roger Donaldson. Film ini mungkin sudah termasuk kadaluarsa untuk ditonton, soalnya film ini sendiri diproduksi tahun 1997. Tapi, pada kenyataannya tidak banyak penonton yang mengerti maksud serta pesan yang ingin disampaikan juga beberapa kesalahan fatal (hil yang mustahal-? maksudnya hal yang mustahil.. hehe) yang terjadi pada film ini. Kami mengundang Pak Didit Barianto, yang merupakan dosen jurusan teknik geologi FT UGM untuk menjelaskan film ini secara lebih logis berdasarkan pemahaman science yang ada.

Secara singkat, film ini bercerita tentang seorang ahli geologi ( khususnya vulcanologist) bernama Dr. Harry. Ia kehilangan kekasihnya pada saat bencana erupsi gunung api. Kekasihnya mati tepat disampingnya akibat tertimpa oleh bom vulkanik ketika ia sedang mengendarai mobil tuk menyelamatkan diri. Beberapa tahun berlalu, akhirnya Harry kembali ditugaskan untuk mengawasi gunung di Dante’s Peak yang dipercayai oleh masyarakat kota tersebut telah mati. Tapi kenyataan gunung ini hanya “bobok” saja (dormant) yang pada suatu ketika dapat memuntahkan isi perutnya lagi. Saat Harry berada di sana, gunung api ini mulai menunjukkan tanda-tanda akan erupsi, mulai dari kematian pasangan kekasih yang sedang bermesra ria di telaga kecil akibat peningkatan keasaman air dan peningkatan suhu efek dari peningkatan aktivitas vulkanik. Juga matinya beberapa binatang karena hal yang sama dan diikuti peningkatan getaran akibat gempa vulkanik. Film ini semakin seru karena Harry dan Ibu Walikota sangat kesulitan meyakinkan warga untuk mengungsi (jadi teringat kesulitan relawan waktu ingin mengajak warga menjauhi zona bahaya Merapi karena alasan sapi yang belum diberi makan, dsb). Kemudian, gempa besar pun terjadi yang membuat semua warga panik, korban-korban berjatuhan tertimpa bangunan dan kecelakaan. Akhir cerita, Harry beserta Ibu Walikota dan 2 anaknya (meskipun pada posisi yang paling berbahaya) bisa selamat dari lava, lahar, serta amukan awan piroklastik setelah melalui hal-hal yang sangat menegangkan (namanya juga lalakonnya, hehe).

Pesan yang dapat diambil diantaranya adalah, jika kita mengaku sebagai warga negara yang baik dan tinggal di daerah bahaya erupsi gunung api, berusahalah untuk percaya kepada ilmuwan yang berkompeten di bidang kegunungapian (bukan sebaliknya percaya pada paranormal). Selain itu berusahalah tuk menjaga alat pemantauan aktivitas gunung api yang ditanam di sekitarnya (bukan dicuri seperti kasus di negara kita). Jadi ketika ada anomali aktivitas, dapat segera diketahui. Jatuhnya banyak korban juga terjadi akibat kelalaian kita. Contohnya, dalam film ini banyak warga yang panik ketika terjadi erupsi, mereka berebut menyelamatkan diri keluar kota dan ternyata malah menimbulkan macet yang diikuti pula runtuhnya struktur-struktur bangunan seperti rumah, tiang listrik dan jembatan yang menimpa mereka sendiri. Kalau saja mereka mendengarkan instruksi dari ahli serta walikota mereka, tentu saja ceritanya akan lain.

Dalam film ini teridentifikasi beberapa kesalahan fatal yang sangat jelas terlihat, diantaranya adalah pada saat Dr. Harry dan kekasihnya mencoba menyelamatkan diri, terlihat material vulkanik hanya jatuh satu-satu saja, padahal sebenarnya material ini akan jatuh sangat banyak pada erupsi yang sedekat dan sebegitu dahsyatnya. Kesalahan lain yaitu mobil Dr.Harry yang mampu melewati aliran lava pijar. Wuih, padahal berapa suhunya? Pastinya di atas 600°C. Saya berani taruhan seandainya dalam kehidupan nyata, mobil tersebut bakalan mleduk, hehehe. Kesalahan lain yaitu mobil Harry bisa selamat dari kejaran awan piroklastik, padahal kecepatannya dari awan piroklastik bisa lebih dari 200 km/jam (mungkin kalau menggunakan motor Tomhawk bisa selamat). Kesalahan berikutnya, Harry beserta keluarga walikota bisa selamat walaupun hanya bersembunyi di dalam bekas penambangan (padahal dua pendaki merapi pernah mati di dalam bunker yang memang dibuat khusus untuk antisipasi bencana awan piroklastik) dan Harry pun dapat  dengan mudah dievakuasi. Kenyataanya, dalam waktu seminggu sesudah awan piroklastik daerah bunker tersebut masih sangat panas, sehingga sulit untuk dilakukan proses evakuasi. Dan masih banyak kesalahan lain yang pastinya sangat panjang jika diceritakan di sini. Tetapi secara keseluruhan film ini sangat menghibur dengan adegan-adegannya yang seru.

Semoga dengan nonton bareng dan bedah film ini kita semakin semangat menjadi ahli geologi di masa yang akan datang dan MARI KITA MEMBUMIKAN ILMU BUMI INI, hingga masyarakat awam pun bisa bersikap bijak melihat tanda-tanda alam yang ada.

Ditulis oleh orang yang ingin terus belajar ilmu geologi:
Azim Suwardi (Angkatan 2007)

Tags: Bedah film KRT

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*