Debate Competetion “Sekarang saatnya untuk SPEAK UP”

debate comp

Pada 13 Oktober 2012 yang lalu, HMTG mengadakan Debate Competition dengan tema “Enhancing our skill in facing the real industrial issues” atau mengatasi permasalahan industri dalam ruang lingkup Geologi. Kompetisi Debat yang termasuk ke dalam salah satu rangkaian acara dari G-Fest (Geologi Festival) ini dihadiri oleh 4 Universitas yang memiliki prodi Teknik Geologi, yaitu ITB, UPN, STTNAS dan UGM sebagai tuan rumah.

Kompetisi debat dengan menggunakan bahasa Indonesia ini menerapkan pertandingan sistem ‘grup’, artinya setiap Universitas akan bertemu dengan setiap Universitas yang ada. Setiap Universitas yang menang akan mendapat poin 1 dan ketika semua pertandingan dilalui maka Universitas dengan poin terbanyaklah yang akan menjadi pemenangnya.

Kompetisi di mulai pada pukul 08.00 WIB dengan acara pembukaan dan penjelesan teknis kompetisi dari pihak panitia. Kemudian peserta dibagi dalam 2 tempat pertandingan yaitu ruang 2.1 dan ruang 3.3. Sama seperti halnya kompetisi debat yang lain, masing-masing tim yang terdiri dari 3 peserta ini akan melakukan debat dengan mosi yang telah ditentukan. Pada debat tersebut akan ada pihak yang berperan sebagai pemerintah (tim pro/positif) dan masyarakat (tim kontra/negatif).

Meski pun dihadiri oleh 4 peserta, kompetisi ini bernuansa sangat meriah dengan persaingan yang ketat antara ke-dua tim yang bertanding pada setiap babak. Setelah melalui ke-tiga babak yang ada, maka pemenang dari kompetisi debat ini pun ditentukan dari hasil poin yang diperoleh.

Berikut adalah hasil pertandingan dan poin yang diperoleh setiap Universitas : Babak 1 UGM (1) Vs STTNAS (0) ITB (1) Vs UPN (0) Babak 2 UGM (0) Vs UPN (1) ITB (1) Vs STTNAS (0) Babak 3 UGM (0) Vs ITB (1) UPN (1) Vs STTNAS (0) Berdasarkan poin yang diperoleh, maka kompetisi debat ini dimenangkan oleh ITB sebagai Juara I dengan jumlah poin 3. Kemudian diikuti oleh UPN sebagai Juara 2 dan UGM sebagai Juara 3 dengan poin masing-masing 2 dan 1.

Selamat kepada para pemenang.